Teknologi dalam Perspektif teory kritis. ala Herbert Marcuse
Teknologi dalam Perspektif teory
kritis.
ala Herbert Marcuse
(Muhammad Rizal Santoso)
A. Pengantar.
Perkembangan ilmu
pengetahuan paska periode pencerahan dimana manusia berusaha untuk melepaskan
diri dari unsur tahayul dan mengupayakan rasionalitas dalam setiap kehidupan
manusia pada akhirnya menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi lebih
pesat dari sebelumnya, kemudian melalui perkembangan ilmu pengetahuan secara
pesat tersebut melahirkan inovasi perkembangan teknologi yang semakin maju.
Teknologi sendiri dapat dikatakan sebagai suatu inovasi manusia untuk melakukan
suatu hal secara lebih praktis dan masif. Teknologi kemudian memasuki ranah
produksi hingga berperan penting dalam penyediaan pasasar melalui inovasi
perkembangan pengiklanan dan media lainnya.
Dalam perkembangan pola
pikir dan perilaku masyarakat, teknologi menjadi bagian penting yang
menjalankan fungsi pembangun kerangka berfikir dan pandangan bawahsadar
manusia, dalam hal ini teknologi dapat menjadi suatu pengembang atau justru
mematikan suatu idiologi tertentu, dalam perspektif ini teknologi seringkali
dimanfaatkan untuk menciptakan suatu kondisi sosial yang dapat di sesuaikan
dengan keinginan golongan tertentu yang menguasai teknologi, seperti
kapitalisme tingkat lanjut seperti yang di kemukakan oleh salahsatu teoritikus
mahzab franfurt yaitu herbert marcuse. Sementara sudarminta berpandangan bahwa
Rasionalitas teknologis adalah suatu
pola pemikiran atau dasar teknik yang menekankan efisiensi,
produktivitas, kelancaran, kepastian matematis, dan perhitungan untung rugi
(Sudarminta, 1983: 130).
Kajian kritis mengenai
teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai alat kepentingan telah banyak di bicarakan
oleh ilmuan sosial mahzab Frankfrut dan sebelumnya, sebagai suatu organisasi
riset sosial Institute tersebut didirikan di Frankfurt pada tahun 1923,terdiri
dari teorytis terkemuka jerman.
institute tersebut melakukan penelitian sosial yang mengkaji terkait kontradiksi-kontradiksi
modernitas, mempertanyakan batas-batas tatanan saat ini, dan mengatasi
keterbatasan-keterbatasan dalam pemikiran sosial dan filsafat modern. Mahzab Frankfurt
merupakan sebutan bagi para pendiri dan staf di institute tersebut. Fondasi
mahzab ini dibentuk berdasarkan gabungan
antara Marxisme, filsafat idealis, psikoanalisis dan sosiologi yang
berorientasi secara empiris. Teori Kritis berangkat dari 4 sumber kritik yang
dikonseptualisasikan, oleh Immanuel Kant, Hegel, Karl Marx dan Sigmund Freud.
Salahsatu teoritis yang mengkaji secara
mendalam mengenai peranan teknologi dalam pembentukan kondisi sosial adalah Herbert
marcuse dalam One Dimensional Man (1964), dalam bukunya tersebut ia
membicarakan bagaiman peran teknologi dalam menciptakan konstruksi dan
pengendalian atas budaya manusia, teknologi bahkan di gunakan kapitalisme tahap
lanjut untuk menciptakan keuntungan melalui konstruksi pemikiran konsumtif yang
tidak hanya menyerang kalangan kelas bawah melainkan lebih secara umum. Dan
menganggap semua komponen telah terjerat kedalam sebuah sistem yang tidak hanya
di kendalikan oleh seglintir orang namun benar-benar telah menjadi sebuah
sistem yang terlepas namun mengendalikan semua pihak bahkan mempengaruhi
kalangan borjuis.
B. Rumusan masalah.
Bagaiman teori kritis memandang
teknologi dan dominasi manusia?
C. Pembahasan :
Kapitalisme
melalui proses produksi berupaya untuk menciptakan laba sebanyak mungkin dengan
berbagai cara, salahsatunya adalah teknologi, menurut Herbert Marcuse (1964)
mengatakan bahwa kebudayaan kapitalisme tidak lain adalah kebudayaan mengenai
komoditi, melakukan kegiatan produksi dengan bayang-bayang laba yang berlimpah,
Di bawah naungan kebudayaan ini
semua nilai ditakar dengan takaran komoditi atau laku-atau-tidaknya di pasar.
Tujuan kehidupan bermasyarakat seperti kerja, produksi barang, produksi budaya,
penciptaan seni, pendidikan, dan lain-lain berada di bawah pengawasan hukum
besi komoditi yang tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sebenarnya,
tetapi kebutuhan semu yang direka-reka. Kebutuhan manusiawi yang sebenarnya,
terutama komunikasi dan kebersamaan, malah tidak terpenuhi. Dalam kebudayaan
komoditi, “manusia tidak (perlu) lagi saling berhubungan sebagai sesama
manusia. Dalam proses tersebut dibutuhkannya alat konstruksi alam bawah sadar
menciptakan kebutuhan yang disebut sebagai rekaan dan bukan merupakan barang
yang benar-benar di butuhkan manusia.
(herbert marcuse)
Bagi
marcuse peranan teknologi dalam menciptakan pandangan manusia tersebut
dituangkannya dalam bukunya One dimensional Man, yang mengubah manusia dengan
hanya satu sudut pandang yang di konstruksikan oleh sistem kapitalisme lanjut
menjadi kebutuhan akan komoditi saja. Teknologi dalam hal ini berfungsi selain
sebagai penunjang produksi tapi juga sebagai penggiring konstruksi konsumtif
dan meperbudak manusia. sebagai contohnya adalah iklan tentang perempuan cantik
berambut lurus yang pada akhirnya akan menimbulkan pola konsumtif untuk
mengonsumsi produk pelurus rambut, misalnya shampo tertentu.
Marcus
melihat bahwa teknologi semakin berperan dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan
menjadikan teknologi dan pengetahuan dianggap dapat memenuhi segala
permasalahan dan kebutuhan manusia, kultus ini sebenarnya diadopsi dari
karakteristik ilmu alam dimana satu sebab tertentu dapat di generalisir untuk
menjelaskan dan menjadi sebab dari permasalahan lain secara luas. Pola pikir
ini kemudian meluas hingga memasuki tatanan birokrasi dan sosial yang oleh
Marcus kemudian di sebut sebagai rasionalitas ilmiah.
Rasionalitas
teknologi ini oleh marcus dapat pula di sebut sebagai rasionalitas politik,
dikarenakan sifat teknologi pada akhirnya menjadi tidak bebas dan menjadi alat
legitimasi dan pelanggeng kekuasaan tertentu oleh sebagian golongan hal
tersebut di karenakan teknologi bersifat idiologis yang berarti rasionalitas
teknologi tidak bersifat netral yang pada akhirnya akan melahirkan prinsip
dominasi dan otonom, Akibat intrumentalisasi dan operasionalisasi tersebut,maka
ilmu dan teknologi sebagai penopang rasionalitas ini menjadi
otonom.Rasionalitas ilmu dann teknologi akhirnya bergerak menurut ketentuannya
sendiri.jika semula dia dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia ,dan
berjalan di bawah ketentuan manusia, teryata pada masa modern manusia harus
menyesuaikan diri dengan ketentua-ketentuan ilmu dan teknologi. (Marcuse,1968)[1].
Rasionalitas
teknologi tersebut pada akhirnya melahirkan manusia berdimensi satu, yang
berarti mempertahankan kemapanan dan menolak oposisi, hal tersebut oleh marcus
akan memunculkan represip tolerance, suatu keadaan yang tampak bebas dan
toleran namun sebenarnya hanya proses penindasan dan pelanggengan sistem yang
mapan.
D. Kesimpulan
Perekmbangan ilmupengetahuan yang pesat, dikatakan oleh marcus telah
mengubah manusia menjadi berdimensi satu, maksudnya adalah keragaman pola pikir
telah di giring oleh rasionalitas teknologi menjadi satu pola pikir seragam
yang dapat di manfaatkan untuk pelanggengan kemapanan dan alat perauk keuntungan
dalam sistem kapitalisme tingkat lanjut. Rasionalitas teknologi juga melahirkan manusia
modern yang berada dibawah kekuasaan prinsip teknologi, yaitu suatu prinsip
yang segala tekanannya dikerahkan untuk memperlancar, memperluas dan
memperbesar produksi. Kemajuan manusia disamakan dengan terciptanya perluasan
teknologi. Kekuasaan teknologi sudah mencakup seluruh bidang kehidupan; tidak
hanya meliputi bidang ekonomi saja, tetapi meliputi juga bidang –bidang lain;
politik, pendidikan dan budaya
DAFTAR PUSTAKA
Agger, Ben,
2013. Teori Sosial Kritis, Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Jay, Martin,
2013. Sejarah Mahzab Frankfurt, Kreasi Wacana, Yogyakarta.
Ritzer,
George dan Smart, Barry, 2012. Handbook Teori Sosial, Nusa Media, Jakarta.
Marcuse, Herbert.
Manusia Satu Dimensi. Bentang. Yogyakarta. 2000
Santoso,
Listiyono, dkk., 2007, Epistimologi Kiri, Ar-ruzzmedia, Yogyakarta.
Marcuse,
Herbert, website resmi [Internet], 27 maret 2001, diakses pada kamis 17
november 2016. Tersedia dari: http://www.marcuse.org/herbert/
Marcuse,
Herbert, illuminations [Internet], diakses pada kamis 17 november 2016Tersedia
dari: http://www.uta.edu/huma/illuminations/kell12.htm
Marcuse,
Herbert, Stanford Encyclopedia of Philosophy [Internet], 18 Desember 2013, diakses
pada kamis 17 november 2016 Tersedia dari:
http://plato.stanford.edu/entries/marcuse/
Suka,
I.Ginting, Dominasi Dalam Perspektif Teori Kritis [pdf], diakses pada kamis 17
november 2016 Tersedia dari: http://ojs.unud.ac.id/index.php/PJIB/article/download/544/pdf
Mulyanto.dede
,Rezim teknologi kapitalis dalam komunis manivesto.[internet] diakses pada 17
november2016 dari http://indoprogress.com/2011/06/rezim-teknologi-kapitalis-dalam-perspektif-manifesto-komunis/
Sutadi.heru.
pandangan marcus tentang masyarakat. [internet] diakses pada 17 november 2016 ,
dari http://hsutadi.blogspot.co.id/2008/10/pandangan-marcuse-tentang-masyarakat.html
Laksono.puji.
Dominasi teknologi pada masyarakat modern [internet]. Diakses pada 17
november2016 dari https://www.academia.edu/4534571/Dominasi_Teknologi_Informasi_Pada_Masyarakat_Modern
[1] Suka,
I.Ginting, Dominasi Dalam Perspektif Teori Kritis [pdf]. Tersedia dari:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/PJIB/article/download/544/pdf
0 Response to "Teknologi dalam Perspektif teory kritis. ala Herbert Marcuse"
Post a Comment